Ramadhan
adalah bulan yang selalu ku tunggu di selama 11 bulan lainnya. Mungkin bukan
aku aja yang selalu menunggu kedatangan bulan Ramadhan, bahkan hampir semua
orang menunggu kedatangannya. Ketika Ramadhan akan tiba, rasanya hati ini
senang sekali menyambutnya. Segalanya aku persiapkan sebelum datang bulan
Ramadhan, mulai dari kesehatan fisik dan persiapan bathin. Mengapa demikian?
Ramadhan
adalah bulan yang penuh berkah dan ampunan Allah. Dimana bulan ini pahala
ibadah apapun yang kita lakukan dilipatgandakan bahkan tertidur pun
dijadikan-Nya nilai ibadah. Selain itu adanya Nuzulul Quran yakni malam dimana
diturunkannya Al-Quran kepada rasulullah SAW dan Malam Lailatul Qadr dimana
apabila kita mendapatkannya maka sama dengan mendapatkan pahala ibadah selama
1000 bulan, menjadikan bulan ini lebih istimewa lagi. Menurutku bulan ini
benar-benar sebuah kesempatan bagi kita untuk berlomba-lomba beribadah, lebih
banyak mendekatkan diri dengan Allah dengan memperbanyak sholat, mengaji,
dzikir, dan tholabul ‘ilmi.
Selain
itu bulan Ramadhan juga menjadi momen yang selalu dirindukan kegiatan-kegiatan
di dalamnya. Di mulai dari sahur, kuliah subuh, tadarus Al-Quran, buka puasa
bersama keluarga, sholat terawih bahkan hingga suara sirine tanda imsak dan
buka yang sudah biasa aku dengar di daerah aku di bulan Ramadhan, serta
acara-acara televisi seperti Hafidz Quran di RCTI yang menjadi favoritku pun
menjadi hal yang ku rindukan karena tidak akan ada di luar bulan Ramadhan.
Apalagi sekarang aku sudah menginjak bangku kuliah, aku kuliah di luar daerahku
(Cianjur) dengan tugas yang banyak ketika bulan Ramadhan, membuat aku rindu
sekali dengan kegiatan Ramadhanku dulu. Tapi semoga tugas-tugas itu pun menjadi
nilai ibadahku di bulan Ramadhan ini^^.
Kemudian
pengalamanku di bulan Ramadhan yang sudah aku lewati seumur hidupku hingga
sekarang ini, aku menilai bahwa ke-sungguh-sungguhan dan keistiqamahan kita
beribadah di bulan Ramadhan ini bagaimana persiapan kita di bulan-bulan
sebelumnya terutama pada bulan Rajab dan Sya’ban bahkan ada yang mengibaratkan
bulan Rajab itu bagaikan saat menanam tanaman, Sya’ban menyiram dan memupuk
tanaman itu, dan Ramadhan mengambil buah dari tanaman itu. Ini memang aku
rasakan sendiri, ketika aku benar-benar mempersiapkan batinku untuk menyambut
bulan Suci ini di bulan-bulan sebelumnya terutama 2 bulan itu Rajab-Sya’ban aku
rasa ke-sungguh-sungguhanku dalam beribadah baik itu sholat, mengaji, dzikir,
maupun tholabul ‘ilmi benar-benar aku alami, dan bahkan tetap istiqomah hingga
akhir. Hal ini aku mulai rasakan ketika masa SMA. Di sebelum masa itu aku
jalankan Ramadhan memang seperti biasa, lebih memperbanyak ibadah, namun aku
belum bisa merasakan hal seperti itu.
Kemudian
selanjutnya, dari pengalaman yang sudah aku alami, aku merasa bahwa kebaikan,
keistiqamahan, dan kesungguh-sungguhan kita dalam beribadah di 11 bulan itu
bagaimana ibadah kita di bulan Ramadhan. Akupun merasakannya itu sendiri, entah
mengapa, ya mungkin selain karena terbiasa juga mungkin karena malam Lailalatul
Qadr yang di dapatkan oleh seseorang yang dikehendaki-Nya. Karena menurut
guruku ciri-ciri orang yang mendapatkan malam Lailatul Qadr adalah perubahan
pada dirinya baik dalam hal perilaku maupun ibadahnya yang semakin meningkat di
bulan-bulan setelah Ramadhan. Wallahu’alam.
Intinya
mari kita berlomba-lomba dalam beribadah di bulan Ramadhan ini sebagai
kesempatan besar kita untuk memperbaiki diri dalam segala hal, baik itu
perilaku maupun ibadah kita dan mengumpulkan pahala sebanyak-banyaknya. Jangan
sia-siakan kesempatan yang telah Allah berikan berupa umur dan kesehatan ini
karena belum tentu di Bulan Ramadhan yang akan datang kita bisa sampai padanya,
dan teruskan segala kebaikan yang kita lakukan di bulan Ramadhan itu di 11
bulan berikutnya.
Semoga
tulisanku kali ini mengenai pengalamanku di Bulan Ramadhan bisa bermanfaat bagi
kita semua, aamiin^^.
Komentar
Posting Komentar